Untuk semakin
mencerdaskan masyarakat di Kabupaten Aceh Singkil, Badan Arsip dan Perpustakaan
Daerah membentuk dan mengaktifkan 29 Perpustakaan gampong/desa, perpustakaan
keliling, dan motor pintar. Pembentukan
perpustakaan desa sudah dimulai sejak
tahun 2008, dan dilakukan untuk mengatasi kendala jarak letak gedung
perpustakaan pusat yang cukup jauh untuk dijangkau oleh lapisan masyarakat dari
seluruh desa yang ada di Kabupaten Aceh
Singkil.
Kepala Badan Arsip
dan Perpustakaan daerah, Maskur, SPd didampingi Kepala Seksi Pembinaan dan
Pengelola Kerasipan, Zulqadri, S.Sos mengatakan kepada RRI (6/2) bahwa pembentukan 29
perpustakaan desa difokuskan ke daerah yang jauh dan juga daerah kepulauan. Sejauh
ini fasilitas tersebut masih aktif dan
pengunjungnya cukup banyak. Bahkan dalam
beberapa hari terakhir juga disediakan
mobil perpustakaan keliling. Ketika
mobil mulai beroperasi ke pesantren di salah satu desa, Badan Arsip dan
Perpustakaan tidak sanggup melayani karena minat pelajar pesantren yang besar.
Maskur menambahkan
di setiap perpustakaan desa ditunjuk dua orang pengelola. Sedangkan penyediaan tempat merupakan dana
swadaya masyarakat. Selain 29 perpustakaan desa dan sebuah mobil keliling,
dukungan lainnya adalah dengan disediakannya 2 unit motor roda tiga yang
dinamai motor pintar. Fasilitas ini difokuskan
untuk menjangkau daerah-daerah yang sangat terpencil di Kabupaten Aceh
Singkil. Untuk masyarakat yang lebih
menyukai membaca lewat internet juga disediakan fasilitas Internet (Wi-Fi) di
perpustakaan induk.
Lebih lanjut,
Maskur menambahkan kendala selama ini yang dihadapi adalah masalah penyediaan
buku. Selama ini kiriman buku dari
Perpustakaan Provinsi Aceh ada beberapa yang tidak cocok dengan kebutuhan di
Kabupaten Aceh Singkil. Sering terjadi
buku yang dibutuhkan masyarakat tidak tersedia di perpustakaan daerah,
khususnya untuk kebutuhan buku Sekolah Tinggi Pertanian maupun Akademi
Keperawatan. Maskur sangat berharap Provinsi Aceh menyerahkan pengelolaan buku
ke Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Aceh Singkil, sehingga buku-buku yang
tersedia benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Kendala lainnya adalah ada cukup banyak buku
yang belum dikembalikan oleh masyarakat.
Maskur mengingatkan kepada setiap
masyarakat untuk segera mengembalikan buku tersebut, karena buku-buku tersebut
merupakan aset bagi Kabupaten Aceh Singkil. (Eva Basaria)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar