Aceh Singkil - Belum lama ini maysarakat Kabupaten Aceh Singkil dihebohkan dengan buaya yang memangsa
seorang warga pencari lokan. Kejadian beberapa bulan lalu di desa Kilangan Kecamatan
Singkil. Hal ini sempat menimbulkan rasa emosi masayrakat untuk
terus melakukan perburuan satwa ganas
itu, sehingga pihak pemerintah pun tidak bisa banyak berbuat apa – apa. Namun, setelah koordinasi antar berbagai pihak, pemerintah daerah telah sepakat untuk membagun sebuah tangkahan
buaya di salah satu desa di Kecamatan Singkil Utara, desa Ketapang Indah. Untuk pengelolaan dan pengawasannya di serahkan kepada pihak Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Dua Aceh Singkil.
Kepala
BKSDA Wilayah Dua Aceh Singkil Sutikno saat dikonfirmasi RRI, Kamis (21/07/2016) menjelaskan bahwa
sampai saat ini tangkahan yang sudah dibagun oleh pemda aceh singkil belum juga
kunjung diserahkan kepada pihaknnya. Sutikno mengatakan sebelumnya memang sudah pernah
diserahkan tetapi berdasarkan survei pihaknya kondisi tangkahan masih belum
layak untuk dimasukan satwa ganas jenis buaya itu. Sehingga pihaknya meminta
untuk dilakukan pembenahaan namun sampai saat ini belum ada kejelasan dari
Pemerintah Daerah Aceh Singkil.
"Belum ada informasi yang terbaru lagi. Kita sebatas memberikan informasi sudah layak atau tidak, prosedurnya. Kita menunggu disini, kalau sudah cocok apabila ada buaya yang tertangkap akan kita masukkan," kata Sutikno.
Lebih
lanjut dikatakan Sutikno sampai saat ini mereka hanya menunggu kejelasan dari
pemerintah daerah Aceh Singkil. Jka kondisi tangkahaan tersebut sudah layak
untuk dihuni buaya maka pihaknya baru bisa menerima dan melakukan pengawasan
secara rutin. Dikatakannya ia hanya selaku pihak penerima tugas saja, sedangkan
untuk penyediaan lokasi itu menjadi tanggung jawab pemerintah daerah Aceh
Singkil.
Dikatakan
Sutikno timbulnya ide pemerintah daerah untuk membagun tanggah buaya ini
berdasarkan emosi masayrakat sebelumnya serta menjaga agar tidak terjadi lagi
korban dari pemangsa satwa ganas itu, akibat ulah manusia yang tidak bertangung
jawab. (Aryani/ EBS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar