Aceh Singkil - Sebelumnya kelompok
Tani Sadaarih di desa anjo – anjo kecamatan gunung meriah sempat mengatakan
untuk tidak mau lagi menjalankan profesi mereka sebagai petani padi sawah. Hal ini disebabkan saluran irigasi yang ada di lahan persawahaan untuk mengairi tanaman padi
mereka telah digunakan masyarakat setempat untuk memenuhi
kebutahan mereka. Padahal seharusnya untuk pengaturan air melalui
irigasi tersebut merupakan tanggung jawab petani bukan masyarakat yang membutuhkannya.
Kurniawan Arefa Selaku Ketua kelompok tani
kepada RRI, Kamis
(28/07/2016)
menjelasakan meskipun sempat ingin beralih tanaman namun karena kesepakatan bersama kini mereka
kembali menjalankan profesi mereka sebagai petani padi sawah. Saat
ini mereka sedang dalam melakukan penananam seluas 20 Ha. Dikatakannya untuk saat ini mereka tidak lagi
mengharapkan saluran irigasi bisa digunakan untuk mengairi sawah mereka. Mereka
hanya pasrah saja, hanya berharap hasil produksi tetap mengalami peningkatan.
“Sekali ini kita tanam 20 Ha seluruhnya.
Kemarin kita berhenti karena kekurangan bibit. Kalau irigasi sudah susah diperbaiki. Jadi
begitulah kita tanam. Kalaupun tidak ada
air, kalau rezeki tidak kemana,” tutur Kurniawan.
Lebih lanjut dikatakan Kurniawan untuk saat ini mereka telah menerima bantuan
benih dan pupuk seluas 20 Ha, Sebelumnya bantuan hanya diberikan seluas 15
saja, padahal lahan yang selalu ditanami padi
sawah yaitu 20 Ha. Bantuan yang diterima saat berupa benih diberikan 25 Kg/Ha dan pupuk MPK 100
Kg/Ha. Terkait
dengan kendala lain Arfea mengatakan masih berjalan normal hanya kendala kecil
saja yang dihadapi dan dapat diselesaikan.
Kurniawan Harefa berharap untuk hasil
produksi ke depan bisa mengalami peningkatan
sebagaimana yang ditargetkan sebelumnya. Serta tidak lagi terjadi kendala yang berarti seperti yang sudah terjadi pada tahap
pertama lalu yaitu banyaknya serangan hama yang meluas. (Aryani/EBS)