Kelangkaan BBM terus terjadi di
Kabupaten Aceh Singkil jelang Kenaikan BBM pada 1 April 2012. Akibat SPBU sering tutup beberapa hari
ini menyebabkan masyarakat harus membeli
harga eceran seharga RP 7.000 bahkan sampai Rp 9.000 per liternya. Dan apabila
SPBU buka, masyarakat sering tidak kebagian BBM dikarenakan antrian mobil dan juga antrian jerigen dalam
jumlah yang cukup banyak.
Ketika dikonfirmasi RRI (30/3) mengenai
antrian jerigen yang kemungkinan sebagai indikasi penimbunan, Kapolres Aceh
Singkil, AKBP Bambang Safrianto, Sik mengatakan
jerigen yang sering antri di SPBU bukan upaya penimbunan, tetapi adalah untuk
kepentingan nelayan dan juga bentuk kepanikan masyarakat akibat rencana
kenaikan BBM. Namun Bambang tidak
memungkiri adanya spekulan yang bermain.
Bambang Safrianto menegaskan tidak ada indikasi penimbunan BBM di Aceh
Singkil. Kelangkaan BBM yang terjadi
selama ini adalah akibat efek pengurangan pasokan BBM ke Kabupaten Aceh
Singkil.
Untuk menghindari adanya spekulan
dan penimbunan BBM, Bambang Safrianto mengatakan pihaknya akan mengantisipasi
dengan melakukan pengamanan di SPBU yaitu dengan memberikan arahan kepada pihak SPBU agar melakukan
pembatasan dan mendahulukan pengguna kendaraan. Sehingga pendistribusian BBM
dilakukan secara adil dan merata.
Artinya apabila ada masuk pasokan BBM, lebih didahulukan kepada masyarakat,
kemudian selanjutnya kepada pemilik jerigen.
Bambang Safrianto menghimbau agar masyarakat tidak panik
menyikapi rencana pemerintah untuk menaikkan BBM ini. Oleh karena itu apabila ada pihak yang ingin
protes atau berdemonstrasi diharapkan melakukan dengan cara santun dan menjaga
kebebasan orang lain, serta menjauhi tindakan-tindakan anarkis. (Eva Basaria/EBS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar