Selasa, 16 Februari 2016

BKSDA Belum Sepakati Tempat Penangkaran Buaya di Aceh Singkil

Singkil - Penangkaran buaya yang disediakan oleh Pemerintah Daerah Aceh Singkil di desa Ketapang Indah, Kecamatan Singkil Utara sempat menjadi keluhan warga setempat.  Karena lokasi yang tepatnya di belakang Gelanggang Olah Raga (GOR) daerah tersebut sering mengalami banji.  Sehingga dikhawatirkan, kondisi pembangunan pagar yang berlubang cukup lebar memungkinkan anak-anak biaya keluar dan berkeliaran di sekitar parit belakang rumah masyarakat.   Dan bahkan bisa berkembangbiak di luar wilayah penangkaran.

Menanggapi keluhan warga, Sutikno Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Dua Aceh Singkil saat dikonfirmasi RRI, Selasa, 16 Februari 2016, mengatakan berdasarkan survey beberapa waktu lalu, sampai saat ia belum bisa menerima lokasi tangkaran buaya tersebut.  Karena lubang pagar yang dibagun masih sangat terlalu besar.  Ia juga memperkirakan untuk anak buaya masih sangat mudah untuk keluar.  Dikatakannya ia akan menerima tangkaran tersebut apa bila sudah ada perbaikan dari pihak yang bersangkutan.

“Kategori nya memang sudah selesai tapi belum tepat untuk dibuat penangkaran buaya karena lubang pagarnya masih besar.  Jadi jika buaya berkembang dan bertelur, maka anak-anak buaya bisa keluar dari lubang-lubang besar tadi,” kata Sutikno.

Dikatakan Sutikno, setelah dilakukan pembenahan dengan memperkecil lubang pagar di lokasi penangkaran, pihaknya juga akan melakukan survey kembali apakah lokasi tersebut sudah layak untuk dimasukan hewan ganas tersebut. Karena untuk melakukan ternak buaya bukan hal yang mudah, san apabila tidak ditangani dengan benar akan membahayakan keselamatan warga sekitar.


Lebih lanjut dikatakan Sutikno tangkaran ini diusulkan pembuatannya berdasarkan populasi buaya yang sudah mulai banyak ditemukan di perairan Aceh Singkil.  Bahkan sudah menelan korban jiwa yang sedang mencari nafkah yaitu lokan/kerang.  Karena takut diserang buaya, maka warga menjadi dendam dan terus melakukan perburuan buaya. (Aryani/EBS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar