Sabtu, 30 Agustus 2014

HUT RRI Ke-69


Tri Prasetya RRI:

1. Kita harus menyelamatkan segala alat siaran radio dari siapapun juga yang hendak menggunakan alat tersebut untuk menghancurkan negara kita.  Dan membela alat itu dengan segala jiwa raga dalam keadaan bagaimanapun juga.

2. Kita harus mengemudikan siaran RRI sebagai alat perjuangan dan alat revolusi seluruh bangsa indonesia, dengan jiwa kebangsaan yang murni , hati yang bersih dan jujur, serta budi yang penuh kecintaan dan kesetiaan kepada tanah air dan bangsa.

3. Kita harus berdiri diatas segala aliran dan keyakinan partai atau golongan, dengan mengutamakan persatuan bangsa dan keselamatan negara, serta berpegang pada jiwa Proklamasi 17 Agustus 1945.

Forum Pengurangan Resiko Bencana Gelar Rapat Koordinasi

Aceh Singkil - Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Aceh Singkil menggelar rapat koordinasi dalam rangka Penguatan Forum dan Penyusunan Program.   Rapat Koordinasi yang difasilitasi oleh International For Migration (IOM), turut dihadiri perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Singkil, dan Forum PRB Provinsi Aceh, Sabtu (29/08/2014) di Kantor Yayasan Daun Foundation Aceh Singkil.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana, Dharusyd, SH, dalam arahannya mengatakan Pemerintah Daerah mendukung keberadaan FPRB. Serta mengajak Forum PRB untuk bergandeng tangan dalam mengatasi bencana, dan persoalan-persoalan kebencanaan.  Sehingga masyarakat dapat terhindar dari bencana.

"Kita mendukung kegiatan Forum PRB.  Karena keberadaan PRB bisa menolong BPBD.  Karena itu mari kita bersama-sama bergandeng tangan dalam menghadapi bencana, sehingga masyarakat dan daerah kita ini bisa terhindar dari bencana," kata Dharusyd.

Sementara itu, H. Fazli, SKM, M.Kes, perwakilan Forum PRB Provinsi Aceh mengatakan Forum PRB penting dan dapat diperhitungkan.  Dengan keberadaan Aceh yang rawan bencana, maka pemerintah membutuhkan kontribusi forum, sehingga dapat membantu masyarakat dan pemerintah dalam penanganan bencana.

Fazli mengatakan ada beberapa sasaran penting  yang dapat dicapai dengan keberadaan forum.  Diantaranya: Pemerintah mempunyai komitmen yang kuat terhadap agenda PRB, Masyarakat Mempunyai kapasitas yang handal dalam menghadapi bencana, dan Stakeholder Forum PRB Aceh dapat berkoordinasi dan bersinergi dengan baik.


Pantauan RRI, dalam rapat koordinasi, ada 9 Rencana Kerja Utama yang akan dicapai Forum PRB.  Yaitu: Finalisasi Surat Keputusan Pengurus, Tabulasi Dokumen Terkait Isu Kebencanaan, Menindaklanjuti Hasil Tabulasi, FGD Dengan Dunia Usaha, Diskusi Dengan Legislatif, Temu Forum dengan Tim Penanggulanan Bencana Desa, Pertemuan Bulanan, Publikasi Kegiatan, dan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana ke sekolah-sekolah. (Eva Basaria/EBS)

Sampai Juli 2014, Angka Kematian Bayi di Aceh Singkil Mencapai 45 kasus

Aceh Singkil - Sampai Juli 2014, Angka Kematian Bayi di Aceh Singkil cukup tinggi.  Dari data angka Kematian Bayi dari Dinas Kesehatan Aceh Singkil, untuk tahun 2014, mulai Januari – Juli 2014, angka kematian bayi pada proses persalinan (umur 0 tahun) mencapai 24 kasus, sedangkan  kematian bayi pasca persalinan mencapai 21 kasus, yaitu mulai dari umur 5 jam sampai umur 10 bulan.   Demikian data yang terungkap, dalam kegiatan Diskusi Warung Kopi, yang dilaksanakan Yayasan KIPPAS dan Sepakat, Jumat (29/08/2014).

Sekretaris Dinas Kesehatan Aceh Singkil, H. Mufrin, SH mengatakan penyebab kematian bayi beragam, mulai dari cacat bawaan (Hidro Cephalus), prematur, asfiksia (sesak), Lahir mati/Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK),   dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

“Prematur kurangnya bulan kelahiran, asfiksia adanya sesak, KJDK bayi mati di kandungan, dan BBLR ini bayi kecil sekali,” kata Mufrin.

Penyebab kematian pada saat lahir (umur 0 tahun) sangat banyak disebabkan Kematian Janin dalam Kandungan (KJDK), yaitu mencapai 13 kasus.  Penyebab kematian lahir juga ada yang disebabkan letak bayi sungsang, tali pusat melumbung, lilitan tali pusat, Panggul  Ibu Sempit, dan Solutio Plasenta.  Sementara kelahiran bayi pasca kelahiran penyebab lainnya adalah  diare, Peumonia (radang paru-paru), Kejang  Demam, Trauma Saraf Tulang belakang, dan demam yang tidak diketahui penyebabnya.

Dikatakan Mufrin  di Aceh Singkil, sasaran ibu hamil setiap tahun sebanyak 2.400 orang. Namun untuk angka kematian bayi yang sudah ada telah melebihi  tingkat toleransi angka kematian yang ditetapkan dalam angka Millenium Development Goals (MDGs), yaitu sebanyak 12 kematian/100.000 kelahiran hidup.  Sehingga diperkirakan akan menambah angka kematian di Provinsi Aceh.

“Memang menghitung angka kematian itu, dari 100.000 kelahiran, paling tinggi kematian 12.  Tetapi dengan kematian yang sekian banyak ini, akan menyumbang jumlah kasus kematian di Provinsi Aceh,” kata Mufrin.

Mufrin mengatakan untuk mengatasi kematian lebih lanjut, sangat penting dilakukan  sosialisasi, membentuk kelas ibu hamil, dan membuat regulasi. Karena itu semua diharapkan  mitra Dinas Kesehatan bekerjasama dalam melakukan sosialisasi regulasi.  Serta akan melakukan kesepakatan dengan petugas kesehatan untuk selalu melakukan sosialisasi dalam setiap kegiatan.

“Bagaimana mengurangi angka kematian ini PR kita bersama.  Pertama melakukan sosialisasi, membentuk kelas ibu hamil, kemudian membuat regulasi.  Dimana Regulasi ini berpeluang untuk meningkatkan kemitraan, dalam upaya menekan angka kematian. Sehingga masyarakata bisa tertolong,” kata Mufrin.

Mufrin menambahkan untuk hasil yang maksimal, Dewan Kesehatan dan Komite Kesehatan Kecamatan, dan seluruh komponen dapat membantu melakukan sosialisasi ke masyarakat.

Berdasarkan data yang diterima RRI, kematian bayi terjadi di seluruh kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil.  Jumlah kematian bayi terjadi paling tinggi di Kecamatan Simpang Kanan yaitu sebanyak 11 kasus.  Kemudian Singkil Utara 7 kasus, Gunung Meriah 6 kasus, Danau Paris 4 kasus, Singkil 4 kasus, Kuta Baharu 3 kasus,  Pulau Banyak 3 kasus, Pulau Banyak Bharat 2 kasus, Singkohor 2 kasus, Suro 2 kasus, dan Kuala Baru 1 kasus.  


Tidak hanya kematian bayi, kematian ibu juga terjadi, yaitu sebanyak enam kasus.  Dengan rincian 2 kasus di Kecamatan Gunung Meriah, 1 kasus di Pulau Banyak, 1 Kasus di Kuta Baharu, 1 Kasus di Singkil Utara, dan 1 kasus di Singkil. Dimana 2 kasus disebabkan pendarahan.  Lainnya akibat radang paru-paru (pneumonia), gagal ginjal, Cardio Myuopati, dan lainnya. (Eva Basaria)

Penipu Berkedok Penjual Voucher Pulsa Masuk Singkil

Aceh Singkil - Masyarakat khususnya pedagang harus waspada, karena penipu Berkedok Penjual Voucher pulsa mulai masuk ke wilayah Kabupaten Aceh Singkil, dan sudah berhasil menjerat dua korban di Kecamatan Singkil.  Pelaku mengaku merupakan perwakilan Telkomsel dari Medan, yang memiliki kantor perwakilan di Jl. Iskandar Muda, Rimo.  Dalam aksinya Pelaku penipu menjalankan aksinya dengan menawarkan voucher pulsa senilai Rp 500.000 dan Rp 1.000.000.  Dimana untuk pembelian Rp 1.000.000 ditawarkan bonus Rp 100.000,-.

Yardi, salah satu pedagang di desa Gosong Telaga di Kecamatan Singkil Utara, kepada RRI, Jumat (29/08/2014) mengatakan hampir menjadi korban. Ia merincikan, Pelaku satu orang tinggi dan satu orang pendek, yang menggunakan sepedamotor Honda Mio.  Pelaku  sempat memaksa istrinya untuk membeli voucher Rp 1.000.000, namun karena curiga  Yardi langsung menghubungi temannya untuk mengetahui kebenaran program bonus tersebut. Karena lama mendapat tanggapan, pelaku pergi.  Dan mereka melanjutkan ke Singkil, dan berhasil menipu dua orang warga Singkil.

“Saat dia mau transaksi jual pulsa dengan keluarga, mereka memaksakan agar dibeli 1 juta, kalau 500 itu tidak ada.  Kalau beli 1 juta bonus 100 ribu.  Dari situlah saya curiga, langsung telepon yang jual pulsa.  Merekapun takut dan pergi meneruskan perjalanan ke Singkil,” terang Yardi.

Yardi mengatakan pada saat transaksi tawar menawar,  mereka memberikan PIN untuk korban.  Di warung Yardi, pelaku sempat mengirimkan pulsa Rp 20.000 terhadap pelanggannya, namun informasi pengiriman keberhasilan transaksi sangat lambat masuk ke handphone.  Dan ketika diminta coba untuk pulsa Rp 50.000 mereka tidak bersedia, dengan alasan pulsa akan habis.  Menurut Yardi, kedua pelaku sebelum melakukan aksinya melakukan hipnotis, yaitu dengan meniupkan angin ke telinga calon korban.  Karena sepanjang mereka berbicara, Yardi merasakan telinganya ditiup korban.


Pantauan RRI dari pesan singkat (sms) pemberitahuan transaksi yang  masuk ke handphone Yardi, nomor sms  masuk bukan  dari MKIOS, Telkomsel  atau MTRONIK Indosat, tetapi dari nomor handhone pribadi.  Diperkirakan pelaku melakukan aksi pengiriman pulsa dengan menggunakan sms banking atau internet banking dari nomor pribadi pelaku, dan pesan pemberitahuan transaksi merupakan hasil salinan transaksi yang sengaja dibuat untuk menipu korbannya.  (Eva Basaria)

BPBD Turun Ke Sekolah Sosialisasi Siap Siaga Bencana

Aceh Singkil - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Singkil turun ke sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan Managemen Resiko Bencana.  BPBD mulai turun ke sekolah sejak kemarin, untuk memberikan pengetahuan dalam menyiapkan anak-anak sekolah agar siap Siaga Dalam Menghadapi Bencana.

Kepala Pelaksana BPBD Aceh Singkil, Sulaiman, ST kepada RRI mengatakan pemberian ilmu managemen resiko membina anak SMP yang lagi belajar.  Sehingga seandainya terjadi bencana,  anak tidak panik dalam menghadapi bencana.  Anak bisa mengatasi diri sendiri, dan bahkan lambat laun bisa memberi pengetahuan kepada orangtuanya.

"Jadi waktu terjadi bencana, anak sudah bisa mengatasi dirinya sendiri, tidak panik lagi," kata Sulaiman.

Sulaiman mengatakan bentuk kegiatan dilakukan seperti belajar biasa.   Namun dalam proses belajar, ditunjukkan film-film tentang bencana.  Untuk memperlihatkan bagaimana menyelamatkan diri, dan kemana harus menyelamatkan diri.

"Sehingga anak sekolah tahu harus bagaimana ketika terjadi bencana, dan tahu harus kemana waktu terjadi bencana," tutur Sulaiman.

Ditambahkan Sulaiman, kegiatan yang dilakukan bekerjasama dengan sekolah.  Kegiatan dimasukkan dalam ekstrakurikuler, yang akan dilaksanakan di SMP di seluruh Kabupaten Aceh Singkil.  Untuk dua sekolah yang sudah dilaksanakan yaitu SMP Negeri 1 Singkil, dan SMP Negeri 1 Singkil Utara.  Selanjutnya akan dilaksanakan di sekolah lainnya secara bergantian.  Setelah sosialisasi di tingkat SMP,  ditargetkan tahun depan kegiatan juga akan dilanjutkan untuk siswa tingkat Sekolah Menengah. (Eva Basaria/EBS)